Sylviana

by 13.06 0 komentar
Oleh Maltuf A. Gungsuma

telahku terdiam saat kau menangis bersama hujan
telahku letakkan rukuk sujudku di dadamu yang kerontang

masihkah lautku terlihat biru di matamu
masihkah langitku hanya sangkar ayam pejantanmu

telah ku simpan batu yang membusuk di hatiku
agar kau tidak mengerti kenapa bantalmu ingin
-kau bagi untukku

kau tidak mengerti terlebih aku
mengapa ada buih terdampar di kakimu
padahal pantai tidak bermimpi malam ini

Jogja, 2008

Maltuf A. Gungsuma

Penulis

Aku hanya seorang lelaki yang menjalani hidup ini dengan sederhana. Sesedarhana tidur untuk menyembuhkan kantuk dan sesederhana senyum untuk menyembunyikan luka. Ibuku pun mengajari, "Jika kau lapar di rantau, Nak, makanlah 1 gorengan dan minumlah yang banyak, niscaya akan kenyang". Ya, sesederhana itu.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Saya bahagia bila Anda bersedia memberi komentar setelah membaca tulisan di atas. Terima kasih.