PLN, Cerdaskan Indonesiaku

by 12.57 4 komentar
Indonesia berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara kepulauan terbesar yang terdiri dari 13.487 pulau. Akan tetapi, penduduk miskin Indonesia masih menjamur di pelosok-pelosok desa dan pinggiran kota. Mereka bersusah payah bertahan hidup setiap hari. Seperti burung, mereka mencari rezeki pada suatu hari untuk dimakan pada hari itu juga. Mereka hidup seakan hanya untuk sesuap nasi saja.
Penduduk miskin perlu mendapatkan perhatian kita. Mereka berhak mendapatkan kesejahteraan di negeri ini. Langkah menuju kesejahteraan inilah yang seharusnya menjadi bidikan kita bersama. Langkah-langkah itu harus mampu kita kelola dengan baik kemudian kita aplikasikan. Menurut hemat penulis, langkah-langkah itu antara lain dengan cara memberikan akses gratis kesehatan dan pendidikan.
Dua komponen itu sangat dibutuhkan oleh penduduk miskin, akan tetapi akses gratis penerangan (listrik) juga penting bagi mereka. Adanya aliran listrik di rumah-rumah sempit penduduk miskin sangat membantu anak-anak mereka dalam belajar mengejar cita-cita, serta mencerdaskan anak bangsa yang ujungnya akan mengangkat harkat dan martabat mereka. Dengan penerangan itu, PLN juga membantu menyelamatkan mereka dari bahaya kegelapan malam yang bisa membahayakan nyawa mereka.
Saya mengapresiasi komitmen PLN untuk menjalankan praktek penyelenggaraan korporasi yang bersih dan bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Dengan artian, tidak akan ada lagi praktek-praktek yang merugikan masyarakat, sehingga masyarakat akan terlayani dengan baik. Tentu masyarakat yang tergolong miskin akan mendapatkan kebijakan yang meringankannya dalam mendapatkan penerangan. Dengan komitmen ini, bila berjalan maksimal, akan menciptakan Indonesia yang terang-benderang dari penerangan PLN dari Sabang sampai Merauke. Ekonomi Indonesia akan berjalan lebih pesat lagi dan bangsa semakin cerdas. PLN, cerdaskan Indonesiaku...!!!

Maltuf A. Gungsuma

Penulis

Aku hanya seorang lelaki yang menjalani hidup ini dengan sederhana. Sesedarhana tidur untuk menyembuhkan kantuk dan sesederhana senyum untuk menyembunyikan luka. Ibuku pun mengajari, "Jika kau lapar di rantau, Nak, makanlah 1 gorengan dan minumlah yang banyak, niscaya akan kenyang". Ya, sesederhana itu.

4 komentar:

Saya bahagia bila Anda bersedia memberi komentar setelah membaca tulisan di atas. Terima kasih.