Guide-Book ke Negeri Paman Ho

by 03.13 0 komentar
Judul : 8 Hari di Negeri Paman Ho Penulis : Lucy (Lucia E. Yusmintawati) Penerbit : Leutika, Yogyakarta Cetakan : Pertama, Maret 2010 Tebal : IV+174 halaman ISBN : 978-602-8597-31-9 Peresensi
: Ahmad Maltup* Wisata ke Vietnam tanpa Visa. Itu merupakan salah satu hal istimewa berkunjung ke negeri Paman Ho ini. Karena sejak Desember 2003 lalu, pemerintah Vietnam menerapkan kebijakan bebas visa untuk sebagian negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Walaupun dengan begitu, kita perlu waktu lama untuk memeriksa paspor, sebab pihak imigrasi bandara masih menggunakan komputer secara manual untuk memasukkan data ke komputer. Wisata ke Vietnam merupakan sebuah destinasi wisata Asia yang sangat menarik untuk kita kunjungi. Vietnam mempunyai latar belakang kekayaan sejarah, alam yang indah, budaya tradisional yang asli serta hidangan kuliner yang lezat untuk dinikmati. Itu semua bisa dinikmati dengan biaya mudah dan murah. Kurang lebih begitulah yang dialami Lucy, sapaan akrab Lucia E. Yusmintawati, selama 8 hari di Vietnam, dengan kenekatannya pergi sendiri ke Negeri Paman Ho. Ke negeri Paman Ho dengan hanya bermodalkan pengetahuan dari browsing dan chatting di internet. Dalam buku ini, Lucy menceritakan secara naratif dari awal mula kedatangannya ke negeri yang selesai berperang pada tahun 1975 ini, sampai saat menjelang boarding ke Jakarta yang mengalami delay begitu lama. Pada hari pertama, Lucy mencerita perjalanannya dari Jakarta yang dijalaninya dengan sendiriaan dengan flight Adam Air, jenis pesawat yang beberapa hari sebelumnya mengalami kecelakaan; hal yang membuatnya sedikit waswas. Namun, kewaswasannya hilang ketika pesawat melakukan landing dengan sempurna dan selamat di Tan Son Nhat International Airport. Yang mungkin bisa ditiru, Lucy memilih join city tour pada wisata kali ini. Dia beralasan, pertama, tidak punya terlalu banyak waktu karena paket ini yang paling menjamur di Vietnam, dan memungkinkan baginya juga untuk bertemu dengan banyak teman baru dari berbagai negara. Kedua, karena kesemrawutan lalu lintas di dua kota besar, yaitu di Ho Chi Minh City ---yang juga masih sering disebut Saigon City---dan Hanoi. Disamping lebarnya yang lumayan luas, arus cepat terjadi di jalan raya di kedua kota ini. Arus cepat itu seakan-akan sudah menjadi hal biasa bagi driver di Vietnam. Pengalaman hari pertama dijalani Lucy dengan suka cita, walaupun pada pemberangkatan sempat salah terminal lantaran mis-komunikasi dengan sopir taxi. Kesalahan kedua terjadi ketika di Phan Lan, Lucy mendapatkan kamar single dengan rate US$14 per malam. Apesnya, kamar yang dibokingnya itu tidak nyaman ditempati, handle pintu kamar mandi sudah patah, pintu kamar berderit dan bau pesing. Memang hari pertama merupakan hari yang seharusnya selalu diperhitungkan oleh para wisatawan, apa lagi merupakan pengalaman pertama yang dijalaninya. Petualangan Dimulai Pada hari kedua, Lucy baru ditemani Monik, teman chate-nya selama ini. Pada hari kedua ini baru dimulai petualangan Lucy ke tempat-tempat wisata yang ada Vietnam. Dimulai dari War Remnants Museum memajang foto-foto di setiap ruangannya. Foto-foto itu memuat luka-luka perang yang pernah terjadi di Vietnam, gambar orang cacat akibat perang dan barbagai daftar orang hilang. Sampai di berbagai ruangan museum tersebut kita bisa menikmati berbagai VCD yang menayangkan tentang perang-perang di negeri ini. Kemudian, di lantai dua, Lucy melihat-lihat banyaknya buku tentang Vietnam. Perjalanan Lucy dilanjutkan ke temple kuno, yaitu Thien Hau Pagoda yang letaknya dekat sekali dengan Binh Tay Market, sebuah pasar --yang kata Lucy-- mirip Pasar Jatinegara. Setelah itu, Lucy dipandu gueder lokal mengunjungi Handicapped Handicaft atau pusat kerajinan tangan Vietnam. Para wisatawan disini bisa melihat, memilih dan membeli hasil kerajinan tangan Vietnam yang menakjubkan. Diantaranya lukisan dalam banyak ukiran, furniture, pernak-pernik mungil dan berbagai suvenir indah dapat ditemui disini. Pada hari kedua, Lucy mengakhirinya dengan makan malam yang menurutnya masih bisa dijangkau oleh kantong orang Indonesia (kurang lebih Rp. 20.000,-/menu). Begitulah hari ketiga sampai hari kedelapan, Lucy menceritakan pengalamannya menikmati kota-kota indah di Vietnam. Dari kota metropolis Ho Chi Minh yang rame, yang terletak di bagian selatan Vietnam. Kemudian bertualang di kota Hanoi yang penuh dengan sejarah dan kebudayaan serta bangunan-bangunannya dipengaruhi kuat oleh budaya Cina dan Perancis. Tiba di Hanoi, mengunjungi Museum Ho Chi Minh yang merupakan kompleks istana dan kediaman. Di dalam Museum ini ada Monumen Ho Chi Minh dan kantor, mobil yang dipakai oleh Pemimpin Ho Chi Minh. Sebuah kompleks museum yang penuh dengan sejarah dan benda antik. Kota Halong Bay juga tidak dilewati oleh Lucy. Kota ini merupakan tempat wisata yang menarik sekali dan fantastis. Merupakan warisan dunia yang sudah dilindungi PBB Unesco. Di Halong, akan menikmati wisata Cruise selama 4 jam mengeliling pulau-pulau indah, formasi batu-batu limestones yang spektakuler. Bai Tu Long Island, The Pelican Caves, Surprise Caves, Thien Chung Cave dan Dao Go Caves merupakan sebagian gua stalaktit stalakmit indah spektakuler yang ada di Halong Bay. Lucy juga menyempatkan menelusuri sungai Mekong dan belanja oleh-oleh di Saigon untuk dibawa ke Jakarta. Membaca buku ini seakan kita diajak bertualang ke negeri Paman Ho. Terasa sangat nyata dengan diskripsi kompleks dari penulisnya. Pengalaman pribadi yang dituliskan dengan gaya tulisan bebas seperti ini menjadikan buku ini sangat memikat pembaca. Inilah guidebook yang cantik yang bisa menjadi pemandu Anda menelusuri Negeri Paman Ho. *)Peresensi adalah anggota Leutikan’s Reading Society (LRS) daerah Jogja.

Maltuf A. Gungsuma

Penulis

Aku hanya seorang lelaki yang menjalani hidup ini dengan sederhana. Sesedarhana tidur untuk menyembuhkan kantuk dan sesederhana senyum untuk menyembunyikan luka. Ibuku pun mengajari, "Jika kau lapar di rantau, Nak, makanlah 1 gorengan dan minumlah yang banyak, niscaya akan kenyang". Ya, sesederhana itu.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Saya bahagia bila Anda bersedia memberi komentar setelah membaca tulisan di atas. Terima kasih.